Senin, 28 November 2016

pengalaman kuliah di stie ekuitas bandung

PART 1





Hallo semua… apa kabar ? udah lama ga nyentuh blog ini, mudah mudahan semuanya dalam keadaan sehat walafiat… ngomong-ngomong soal mimpi semuanya pasti punya mimpi kan ? apasih mimpi kalian ? nah di tulisan kali ini saya ingin sedikit berbagi cerita mengenai mimpi saya yang sudah lama saya tulis di buku kecil yang isinya tentang “LIFE GOALS”
Mimpi saya banyak gak Cuma satu dua atau tiga, mimpi saya kalau saya tulis di buku mungkin gak bakal cukup satu pack buku sinar dunia yang isinya satu buku 58 lembar kalau di ibaratkan.
Menurut saya nih ya definisi mimpi itu merupakan angan angan yang harus di wujudkan dengan tindakan melalui proses yang panjang dan penuh tantangan.



Dulu ketika SMA Saya pernah bermimpi setelah lulus SMA saya ingin kuliah di luar negeri, entahlah kenapa harus luar negeri… mungkin dulu berfikir bahwa kuliah di luar negeri itu keren, dan kenyataannya ya memang terlihat keren tapiiiii ya tapiii… setelah di rasakan tidak sekeren yang kalian lihat…Jadi setelah lulus SMA saya mengikuti tes SBMPTN tetapi dinyatakan TIDAK LULUS ah sudahlah saya hopless, dan setelah saya tahu bahwa saya tidak di terima saya langsung mendaftarkan diri ke salah satu perguruan tinggi swasta di daerah Bandung, sebut saja STIE EKIUITAS, awal mula tahu STIE EKUITAS dari teman dekat saya ketika SMA namanya Eka, kami memang punya satu visi yang sama untuk melanjutkan kuliah di STIE EKUITAS, Karena both of us ingin jadi Banker, daftar lah saya di EKUITAS dengan berbekalkan Dokumen seperti : RAPORT, IJAZAH, SKHUN, KK, dan AKTE LAHIR. Ditemani teman saya yang bernama Megantari… saya daftar setelah mengikuti ujian SBMPTN yang bikin saya niat banget daftar ke EKUITAS karena saat ujian SBMPTN saya sama sekali ngga yakin LULUS saya daftar di EKUITAS dan hari itu juga di umumkan bahwa saya DITERIMA sebagai mahasiswa EKUITAS angkatan tahun 2014 via jalur PMDK. Bagaimana rasanya langsung di terima ? tanya teman saya megan. Hmm Biasa Aja jawab saya,,,


Singkat cerita, mendekati perkuliahan saya mencari kos kosan, ditemani kedua orangtua saya dan temannya karena pada saat itu orangtua saya belum mengetahui daerah bandung, jadilah ayah saya meminta temannya untuk mencari kosan untuk saya. Setelah mencari dapatlah kosan dengan harga 10jt/thn waww mahal sekali pikir saya. Harganya memang dua kali lipat dari harga koan biasanya,,, tapi balik lagi dengan istilah “HARGA TIDAK AKAN MENIPU” memang benar adanya…
Ospek dimulai, segala perlengkapan ospek saya siapkan untuk menyambut perkuliahan semester awal, rasanya ada yang beda ketika awal masuk kuliah, ya beda banget karena saya pada saat itu sama sekali tidak memiliki teman (teman SMA). Benar benar sendiri dan tak berkawan ah sedihnyaaa…ini konsekuensi sih, emang pada awalnya saya sudah berkomitmen dengan diri saya bahwa harus pisah dengan teman SMA agar saya punya kawan dari berbagai macam daerah,suku,bangsa,agama,karakter, dan latar belakang. ternyata doa saya di ijabah oleh Allah… bahkan sebelum memutuskan untuk berkuliah di EKUITAS saya ditawari untuk kuiah dimana banyak teman-teman saya kuliah di PTN tersebut, saya menolaknya. Karena berbagai alasan yang menurut saya itu tidak mungkin.


Awal perkuliahan saya merasa insecure dengan situasi dan kondisi yang berbeda dari sekolah saya sebelumnya, dulu saya sekolah di SMA islam. Tentunya ada perbedaan dari segi pergaulan lingkungan dan teman-teman…kebetulan saya anaknya suka tantangan, berbeda dengan beberapa teman saya yang memilih untuk satu universitas dengan teman se genk nya atau bahkan memilih satu fakultas bersamaan, tapi saya tidak tertarik akan hal itu saya anaknya sedikit individualis jadi tidak terlalu suka kalo bergenk genkan terkesan conservative menurut saya hehehe ya walaupun pernah sih ber genk genk gitu tapi dulu pas masih labil. Oke di awal awal masuk kuliah ada sejenis pengealan ekstrakulikuler gitu, sebenarnya banyak pilihan tapi saya tertarik dengan UKM Taekwondo, Badminton dan Formais. Singkat cerita saya lebih tertarik dengan FORMAIS (Forum Mahasiswa Islam) alasannya sih singkat pengen belajar jadi orang yang lebih baik, kenapa harus formais ? emang UKM lain ga ngajarin hal2 baik? Oke jadi jawabannya begini… di formais saya mendapatkan banyak pelajaran yang tidak mungkin saya temukan di UKM UKM lain, kegiatannya, anggotanya, pengurusnya, demisionernya, dan teman-temannya kami meliliki satu tujuan yang sangat jelas yakni mencari Ridho Allah. Di formais ini saya belajar bagaimana caranya berorganisasi bersosialisasi berkomunikasi menurut syariat islam,,, dan yang lebih kerennya lagi mereka aktiv dalam dunia sosial dimana formais menjai salah satu penggerak Mari membangun masjid dan Gerakan Husnudzon, meskipun saya sudah tidak lagi berkecimpung di Formais tapi saya selalu ingin tahu kegiatan mereka dan saya memantau dari jauh melalui social media. Ditengah semester 3 saya merasa tidak nyaman di ekuitas alasannya random sampai saat ini saya masih belum bisa menemukan alasan pasti kenapa ingin pindah kuliah dari ekuitas, dulu ketika kelas 3 SMA saya mendapatkan banyak pilihan diantaranya Bandung Yogyakarta dan jakarta. Saya pilih bandung saat itu karena cuacanya, jaraknya, dan populasi mahasiswanya yang mendominasi. Dan bandung adalah salah satu list yang masuk kriteria kota favorit saya untuk mencari ilmu. Meski setahun di bandung saya mendapatkan amat banyak pengalaman yang sangat berharga. bagiku Bandung bukan hanya masalah fashion, cuaca, kuliner, dan akang ganteng bandung bagi ku lebih dari itu kepada bandung saya akan kembali. 


Bandung bagiku Surga kecil yang allah ciptakan untuk kita nikmati lebih cepat di dunia. Kepada bandung aku akan kembali entah untuk bekerja maupun untuk menetap di sana. Se indah itu bandung di mata saya… tentang jalan dago yang penuh pepohonan, dipati ukur yang penuh makanan, jalan sukasenang yang penuh kenangan sampai jalan merdeka yang penuh kendaraan.
Semester 1 di ekuitas sudah berlalu  rasa senang karena bisa terlewati dengan mulus dan mendapatkan IPK yang tidak di sangka sangka, Alhamdulillah. Beranjak dari semester 1 kemudian beranjak ke semester 2 rasa tidak nyaman mulai muncul disebabkan oleh masalah kecil tapi berdampak besar terhadap diri saya, mulanya hanya sekedar ingat tentang impian masalalu, yang ingin kuliah di jawa dengan pertimbangan biaya hidup murah, atmosfer yang berbeda, ingin bisa bahasa jawa, dan ingin menikmati udara yang berbeda dan sempat berpikir “bosan hidup di tanah sunda” iya memang saya terlahir sebagai orang sunda, yang hidup dan tumbuh di sunda pula rasa bosan pasti ada apalagi kedua orangtua saya asli sunda. ketika musim lebaran musim dimana orang orang berkumpul dengan keluarga dan biasanya budaya mudik sudah tidak asing lagi, saat  di singgung mudik kemana ? saya sudah bosn menjawab… karena akan sama jawabannya dari tahun ke tahun yaitu mudik ke kampung sebelah. Maka dari itu saya memutuskan untuk pindah kuliah. Tidak mudah ternyata untuk pindah dari satu univ ke univ lain, ribet, prosesnya panjang, pokoknya nano nano bangetlah rasanya… tapi dibalik itu saya banyak mengambil hikmahnya. dapet keluarga formais yang super duper care, temen temen yang asyik, tetangga kosan yang aneka ragam, dosen yang inspiratif, dan banyak lagi,,,, bagi adik adik yang minat untuk kerja di perbankan silahkan daftar ke ekuitas very recommended




 inagurasi ekuitas 2014



 ini kosan saya namanya "pondok sazara" seberang RM AMPERA masuk gang jl.sukasenang satu area dengan fotokopi dan tiki
 temen temen kelas kalo jam istirahat ya begini kerjaannya
 praktikum bahasa inggris
 salah satu dosen terlucu, beliau adalah pak lili masli
 aula ekuitas lantai 4

ini saya dan eka ma best friend since 2012


1 komentar:

  1. Kak mau tanya dong lebih baik pilih akuntansi D3 akreditasi A atau S1 akreditasi B ?

    BalasHapus